Selasa, 17 Februari 2015

Penggunaan Bakteri Wolbachia untuk Berantas Dengue di Yogyakarta Berhasil Baik



Penggunaan Bakteri Wolbachia untuk Berantas Dengue di Yogyakarta Berhasil Baik

Proyek penelitian yang bertujuan mengurangi serangan virus demam berdarah dengan metode memasukkan bakteri wolbachia menunjukkan hasil menggembirakan. Tujuan utamanya adalah membasmi virus Aedes aegypti yang ada di tubuh nyamuk. Tidak dengan membunuh nyamuk yang ada, tetapi dengan menghilangkan kemampuan virus ini berkembang. Pemberian makan darah oleh para sukarelawan juga menjadi bukti, bahwa nyamuk-nyamuk itu aman bagi masyarakat. Penelitian dalam proyek EDP ini telah memasuki bulan ke sembilan. Selain Australia sebagai negara pertama yang melaksanakan proyek ini, Indonesia, Vietnam, Brazil, Tiongkok dan Kolombia juga turut serta. Para peneliti bekerja di insektarium Fakultas Kedokteran UGM dalam program Eliminate Dengue Project.
Dr. Eggi Arguni, peneliti pendamping dalam proyek ini memaparkan, di empat titik penelitian dalam sembilan bulan terakhir hanya ada delapan orang yang ditemukan terserang virus dengue. “Memang infeksi demam berdarah itu masih ada di masyarakat, termasuk di daerah dalam penelitian ini. Karena sampai fase sekarang, kita bukan bertujuan untuk menurunkan dulu kasusnya, ini masih dalam fase kedua,. Itu akan kita capai dalam fase-fase selanjutnya," ujarnya. Ditambahkan dr Eggi, setidaknya 60-80 persen nyamuk yang ada di lokasi penelitian, telah memiliki bakteri wolbachia di dalamnya. Fakta ini memberi harapan positif, karena populasi nyamuk dengan wolbachia ini otomatis mengurangi populasi virus demam berdarah.  Dr. Riris Andono Ahmad, peneliti utama dalam proyek ini menjelaskan, ada banyak kemungkinan mengapa masih ditemukan serangan di lokasi penelitian, diantaranya adalah masalah mobilitas penduduk dan sempitnya area penelitian yang dilakukan saat ini. “Itu bisa tertularnya di luar lokasi itu, karena lokasinya terlalu kecil, sedangkan mobilitas penduduk terlalu tinggi. Pada fase ketiga, dimana kita akan menyebarkan pada lokasi yang lebih luas lagi baru kita bisa melihat efektivitasnya itu, karena intinya adalah seberapa luas wilayahnya dibandingkan mobilitas orangnya," ujarnya. Fase ketiga, yang disebut oleh Riris Andono Ahmad, adalah fase dimana nyamuk yang telah dikembangkan di insektarium dengan wolbachia di dalamnya, akan disebar di wilayah setingkat kota atau kabupaten. Penelitian ini didanai oleh Yayasan Tahija dan Bill and Melinda Gates Foundation. Bill Gates sendiri pada 5 April 2014, sempat berkunjung dan melepas nyamuk di lokasi penelitian, di Sleman, Yogyakarta.

Sumber:

Tidak ada komentar: