Penggunaan Bakteri Wolbachia untuk Berantas Dengue di Yogyakarta Berhasil Baik
Proyek
penelitian yang bertujuan mengurangi serangan virus demam berdarah dengan
metode memasukkan bakteri wolbachia menunjukkan hasil menggembirakan. Tujuan utamanya adalah membasmi
virus Aedes aegypti yang ada di tubuh nyamuk. Tidak dengan membunuh
nyamuk yang ada, tetapi
dengan menghilangkan kemampuan virus ini berkembang. Pemberian makan darah oleh
para sukarelawan juga menjadi bukti, bahwa nyamuk-nyamuk itu aman bagi
masyarakat. Penelitian dalam proyek EDP ini telah memasuki bulan ke sembilan.
Selain Australia sebagai negara pertama yang melaksanakan proyek ini,
Indonesia, Vietnam, Brazil, Tiongkok dan Kolombia juga turut serta. Para
peneliti bekerja di insektarium Fakultas Kedokteran UGM dalam program Eliminate
Dengue Project.
Dr. Eggi Arguni, peneliti pendamping dalam proyek ini
memaparkan, di empat titik penelitian dalam sembilan bulan terakhir hanya ada
delapan orang yang ditemukan terserang virus dengue. “Memang infeksi demam
berdarah itu masih ada di masyarakat, termasuk di daerah dalam penelitian ini.
Karena sampai fase sekarang, kita bukan bertujuan untuk menurunkan dulu
kasusnya, ini masih dalam fase kedua,. Itu akan kita capai dalam fase-fase
selanjutnya," ujarnya. Ditambahkan dr Eggi, setidaknya 60-80 persen nyamuk
yang ada di lokasi penelitian, telah memiliki bakteri wolbachia di dalamnya.
Fakta ini memberi harapan positif, karena populasi nyamuk dengan wolbachia ini
otomatis mengurangi populasi virus demam berdarah. Dr. Riris Andono
Ahmad, peneliti utama dalam proyek ini menjelaskan, ada banyak kemungkinan
mengapa masih ditemukan serangan di lokasi penelitian, diantaranya adalah
masalah mobilitas penduduk dan sempitnya area penelitian yang dilakukan saat
ini. “Itu bisa tertularnya di luar lokasi itu, karena lokasinya terlalu kecil,
sedangkan mobilitas penduduk terlalu tinggi. Pada fase ketiga, dimana kita akan
menyebarkan pada lokasi yang lebih luas lagi baru kita bisa melihat
efektivitasnya itu, karena intinya adalah seberapa luas wilayahnya dibandingkan
mobilitas orangnya," ujarnya. Fase ketiga, yang disebut oleh Riris Andono
Ahmad, adalah fase dimana nyamuk yang telah dikembangkan di insektarium dengan
wolbachia di dalamnya, akan disebar di wilayah setingkat kota atau kabupaten.
Penelitian ini didanai oleh Yayasan Tahija dan Bill and Melinda Gates
Foundation. Bill Gates sendiri pada 5 April 2014, sempat berkunjung dan melepas
nyamuk di lokasi penelitian, di Sleman, Yogyakarta.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar