Sabtu, 18 Mei 2013

Rayap, Bioreaktor Mini Bahan Bakar Yang Efisien


Rayap, Bioreaktor Mini Bahan Bakar Yang Efisien


Rayap selain dikenal sebagai serangga yang rakus terhadap kayu, ternyata juga memiliki keistimewaan dalam mekanisme pengolahan kayu menjadi gula. Tidak ada proses yang menggunakan bahan kimia maupun panas yang berlebihan di dalam proses penguraian di dalam tubuh rayap tersebut. Sekumpulan mikroba yang mempunyai keahlian mengurai makanan yang dimasukkan ke dalam usus rayap melakukan tugas tersebut dengan cepat. Kunci dari seluruh proses tersebut adalah enzim-enzim yang dikeluarkan oleh mikroba untuk mengurai selulosa. Tidak berbeda jauh dengan sapi, rayap ternyata juga memiliki organ pencernaan yang pada tiap tahap-tahapnya terdapat sekumpulan mikroba. Mikroba-mikroba tersebut mempunyai tugas masing-masing, sesuai dengan tahapannya, untuk mengubah polimer kayu menjadi gula. Menurut Phil Hugenholtz, kepala program ekologi mikroba JGI, tahap pencernaan terakhir dari rayap mengandung dua jenis bakteri utama, yaitu treponeme dan fibrobacter. Treponeme sudah dikenal lama sebagai bakteri yang hidup di dalam organ rayap. Sedangkan fibrobacter, baru diketahui keberadaannya di dalam organ pencernaan rayap. Sama seperti halnya dengan kerabatnya yang berada di dalam rumen sapi dan berfungsi untuk mengurai selulosa.Karena kemampuan ini Setelah beberapa penelitian, US Department of Energy mencari jalan untuk mengganti bahan bakar fossil dengan bahan bakar yang bisa diperbaharui dan lebih ramah lingkungan.

Rayap dapat menghasilkan sampai dengan dua liter hidrogen dari proses pencernaan satu lembar kertas, membuat rayap menjadi bioreaktor yang paling efisien di dunia. Rayap dapat menghasilkan hidrogen dalam jumlah besar, kemudian rayap mencerna selulosa menjadi gula sederhana dengan proses fermentasi yang menghasilkan hidrogen. Rayap menggunakan hidrogen dan gula untuk membentuk asetat yang berguna untuk energi rayap.

US DEO berharap dapat membuat sebuah bioreaktor dengan menggunakan rayap dan limbah dedaunan untuk menghasilkan hidrogen yang berguna untuk bahan bakar masa depan.

Sumber : http://www.facebook.com/duniabiologi?fref=ts

Tidak ada komentar: