Pria yang Tak Punya Sperma pun Masih Bisa Punya Anak
Untuk mendapatkan
keturunan yang sehat, tentu saja dibutuhkan sperma dan sel telur yang sehat pula.
Sayangnya, ada beberapa pria yang memiliki sperma jelek atau bahkan tak punya
sama sekali. Namun dengan teknologi kedokteran, pria tak punya sperma pun masih
memiliki peluang untuk punya anak. Bagaimana caranya?
Ketika ejakulasi,
laki-laki melepaskan rata-rata sekitar setengah sendok teh atau 2,75 ml air
mani yang mengandung 180-400 juta sel sperma. Pria dikatakan normal bila air
maninya mengandung setidaknya 20 juta sperma per mililiter air mani. Namun
dalam beberapa kasus, ada pria yang
memiliki jumlah sperma kurang dari 20 juta mililiter air mani atau bahkan tak
ada sama sekali, yang dalam ilmu kedokteran dikenal dengan Azoospermia (sperma
nol).
Pria yang mengalami
Azoospermia biasanya akan sulit untuk mendapatkan keturunan, karena tidak ada “senjata”
untuk dapat membuahi sel telur perempuan. Tapi jangan putus asa dulu, karena
dengan teknologi kesuburan, pria Azoospermia masih punya peluang untuk memiliki
anak. "Ada 20 juta sperma per cc mani pada pria normal. Tapi yang tidak
normal, cairan maninya ada tapi tak punya sperma, yang disebut Azoospermia.
Dulu pria yang tidak punya sperma disebutnya steril atau mandul, tapi sekarang
bisa juga punya anak," ujar Prof Arief Boediono, PhD, Direktur
Laboratorium Embryologi Klinik Morula IVF Jakarta, dalam acara temu media di RS
Bunda Jakarta, Rabu (31/10/2012).
Menurut Prof Arief,
pria Azoospermia masih bisa 'ditolong' dengan menggunakan teknologi ICSI (Intra-cytoplasmic Sperm Injection), yang
masuk ke dalam prosedur bayi tabung atau In
Vitro Fertilization (IVF). Dengan teknologi ini, sperma yang nihil di air
mani akan langsung dicari lewat jalan operasi di saluran sperma (epididimis)
atau testis sebagai “pabriknya”. Sperma tersebut akan dibekukan dan langsung
disuntikkan pada sel telur lewat proses bayi tabung.
"Tidak ada sperma
di air mani bisa jadi karena ada masalah di saluran spermanya. Kalau tidak ada
sperma di air mani, kita akan lihat di salurannya (epididimis). Kalau tidak ada
kita lihat pabriknya, yaitu testis. Tapi kalau pabriknya sendiri tidak
produksi, ya tidak bisa punya anak," jelas Prof Arief. Selain ICSI, ada
juga teknologi yang lebih canggih yaitu IMSI (Intracytoplasmic Morphologically Selected Sperm Injection).
Teknologi ini memungkinkan dilakukannya pemilihan sperma dengan lebih spesifik.
Cara ini ditempuh dengan menganalisis parameter dan morfologi (bentuk sperma).
Biasanya teknologi IMSI dilakukan pada permasalahan sperma berat yang sulit
dilakukan dengan teknologi ICSI standar, yang selama ini dilakukan di klinik
lain di Indonesia maupun Asia Tenggara.
"IMSI
tingkatannya lebih tinggi ketimbang ICSI. Klinik Morula IVF merupakan
satu-satunya klinik bayi tabung di Indonesia yang telah menerapkan prosedur
IMSI dan didukung dengan peralatan canggih dan tim yang kompeten," jelas
Dr Ivan Sini, MD, FRANZCOG, GDRM, SpOG, CEO Morula IVF Indonesia. Teknologi
IMSI dapat meningkatkan dua kali lipat angka fertilisasi, implantasi dan
kehamilan, bila dibandingkan dengan teknologi ICSI konvensional bagi pasien
dengan penyebab yang tidak jelas (un-explained infertility). Angka kehamilan
pada IMSI mencapai 66,7 persen, sementara pada ICSI 33,3 persen. Selain itu,
pemeriksaan sperma dengan prosedur IMSI juga mempunyai lima kali kekuatan
daripada pemeriksaan mikroskop yang standar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar